GROUNDED THEORY

Istilah Grounded Theory pertama kali diperkenalkan oleh Glaser & Strauss pada tahun 1967. Glaser & Straus dalam bukunya The Discovery of Grounded Theory Strategies for Qualitative Research menyatakan “We believe that the discovery of theory from data-which we call grounded theory-is a major task confronting sociology today, for, as we shall try to show, such theory fits empirical situations, and is understanable to sociologists and layman alike (p.1). Kami meyakini bahwa penemuan teori dari data yang kami sebut grounded theory adalah tugas utama yang dihadapi ilmu sosiologi saat ini, untuk itu kami berusaha menunjukkan teori tersebut sesuai dengan situasi empiris dan dapat dimengerti oleh para sosiolog dan orang awam sekalipun. Ini merupakan pertama kali istilah grounded theory (GT) diperkenalkan.

Pendekatan GT dari Glaser & Strauss (1967), Glaser (1978,1992); Strauss dan Corbin (1998) dirancang untuk mengembangkan dan mengintegrasikan sejumlah ide dan hipotesis didalam sebuah teori. Diperlukan sejumlah perilaku dalam beberapa wilayah substantif (Lowe,1996). Dengan lain kata pendekatan GT mencakup pembangkitan teori ari data empirik. Dengan demikian variasi metoda pengumpulan data harus diterapkan seperti interview, observasi partisipan, eksperimen dan pengumpulan data secara langsung. Keunikan pendekatan GT terletak pada dua elemen (Glaser, 1978,1992; Strauss & Corbin,1998) yaitu: 

1. Teori didasarkan pada pola-pola yang ditemukan dari data empirik, bukan dari inferensi atau asosisai ide-ide. 

2. Ada constant comparatif diantara teori yang muncul (kode dan kontruksi) dan data baru. Constant comparatif mengkonfirmasi bahwa kontruksi teoritis terjadi diantara sampel-sampel data, pengendalian pengumpulan penambahan data hingga peneliti merasa jenuh teoritis (kembali lagi ke analisis awal) telah tercapai. 

Grounded theory merupakan suatu metode kualitatif untuk menghasilkan pengembangan teori baik dengan pendekatan induktif dan deduktif. Tujuan Grounded theory adalah menghasilkan hipotesis berdasarkan ide konseptual. Metode riset kualitatif ini dapat dijelaskan baik dalam riset kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan metode Grounded Theory adalah untuk menilai efek dari perilaku sosial. 

Dalam grounded theory pengambilan data dilakukan dengan menggunakan wawancara yang pertanyaannya tidak terstruktur yaitu melalui interview yang dikenal dengan istilah unstructured interview.

Ada empat tahap dari cara analisis data dalam GT setelah melakukan transkrip dan mengumpulkan data, antara lain (Glaser, 1992):

  • Tahap pengkodean/ ‘Open Coding’. Tujuannya untuk mengidentifikasi kata kunci dari semua data yang dikumpulkan
  • Tahap pembentukan konsep atau ‘Axial Coding’ dengan tujuan untuk mengumpulkan kode-kode yang sama isinya yang memungkinkan data dikelompokkan menjadi kategori yang saling berhubungan dan terbentuk konsep-konsep
  • Tahap kategorisasi/ ‘Selective Coding’ dengan tujuan mengelompokkan konsep yang dibentuk kemudian dipilih yang ada hubungannya dengan pembentukan teori untuk masalah riset.
  • Tahap pembentukan teori ditujukan untuk menjelaskan subjek yang diteliti dengan memperkuat dengan teori-teori yang sudah ada dan studi literatur. Tahap ini sering disebut ‘theoretical note’.

https://dqlab.id/metode-teknik-analisis-data-kualitatif-pada-grounded-theory
https://staffnew.uny.ac.id/upload/131655274/penelitian/GROUNDED+THEORY.pdf

Comments

Popular posts from this blog

INSTRUMEN TES

Topik 1 "Assessment for learning"